Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.
Pengertian diakronis, sinkronis
Dalam mempelajari sejarah tentu kita harus dapat berpikir secara sinkronik dan diakronik, dengan berpikir seperti itu kita dapat mengetahui sejarah dari segala aspeknya dan kitapun bisa mengetahui urutan kapan peristiwa tersebut terjadi dan apa sangkut pautnya dengan peristiwa yang lain, tapi sebenarnya apasih maksudnya berpikir secara sinkronik dan diakronik ??,kuy baca ulasan dibawah ini
1. BERPIKIR SINKRONIK
Sinkronik aslinya berasal dari bahasa Yunani yaitu "syn" yang artinya Dengan dan "khronos" yang artinya Waktu/Masa. Tapi Sinkronik artinya Meluas dalam ruang tetapi sempit dalam waktu. Jadi berpikir secara sinkronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa pada intinya saja,tidak menganalisa suatu suatu peristiwa dari awal.
Contoh,
menjelaskan tentang suasana pada
saat tragedi pemberontakan G30S/PKI. Jadi dengan berpikir secara sinkronik kita
dapat mempelajari peristiwa bersejarah secara mendetail.
Adapula ciri-ciri berpikir sinkronik :
1.
Bersifat
horizontal. (tidak menjelaskan suatu peristiwa dari awal dan hanya pada intinya
saja)
2.
Cakupan
kajian yang lebih sempit.
3.
Cenderung
lebih sulit dan serius.
4. Kajiannya lebih terstruktur.
5.
Mengkaji
masa tertentu.
6.
Tidak
terdapat konsep perbandingan.
2. BERPIKIR DIAKRONIK
Berbeda dengan Sinkronik, Diakronik aslinya berasal dari bahasa latin yaitu "Dia" yang artinya Melalui/Melampaui dan "Chronicus" yang artinya Waktu. Tapi Diakronik artinya Memanjang dalam waktu tetapi menyempit dalam ruang . Berpikir diakronik disebut juga berpikir kronologis,Berbeda dengan berpikir sinkronik, berpikir diakronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa dari awal mula peristiwa itu terjadi hingga akhir dari peristiwa itu.
Contohnya,
menjelaskan tentang pertempuran 5
hari disemarang mulai dari awal mula kenapa peristiwa itu terjadi sampai akhir
atau menceritakan tentang kisah hidup seseorang sejak dilahirkan hingga saat
ini. Jadi dengan berpikir secara diakronik/kronologis kita dapat mempelajari
proses dari suatu peristiwa bersejarah.
Adapula ciri-ciri berpikir
Diakronik :
1.
Bersifat
vertikal. (menjelaskan proses suatu peristiwa dari awal hingga akhir)
2.
Cakupan
kajian jauh lebih luas.
3.
Terdapat
konsep perbandingan.
4.
Memiliki
sifat historis/komparatif.
5.
Mengkaji
masa yang satu dan yang lain.
Pengertian diakronis, sinkronis dan kronologi
Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi
terbatas dalam waktu.
Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya.
Cara berfikir diakronik dalam mempelajari
sejarah
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam
waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang.
Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa
tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B.
Contoh:
1. Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920
2. Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930
3. Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949
4. Gerakan Zionisme 1897-1948
Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah
Sedangkan
ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas
dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu
pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak
berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang
berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu
kondisi seperti itu.
Contoh: satu mungkin
menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan keadaan ekonomi di
Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi
hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu.
Kedua ilmu ini
saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial
). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis
dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan
ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis
bercampur dengan sinkronis
Contoh:
– Peranan militer dalam politik,1945-1999 ( yang ditulis
seorang ahli ilmu politik )
– Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )
Konsep Ruang
Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
· Ruang
merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa sejarah dalam
perjalanan waktu.
· Penelaahan
suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang
waktu terjadinya peristiwa tersebut.
· Jika
waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep
ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
Konsep waktu
· Masa
lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa
lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
· Masa
lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa
lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja,
sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat
dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
· Sejarah
dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk
perencanaan masa yang akan dat
Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah
1. Konsep ruang dan waktu merupakan
unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan
perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah
2. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung
bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.
3. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan
dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan
waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas).
A. Kronologi dan periodisasi dalam sejarah
Kronologi dan periodisasi merupakan hal yang sangat
penting dalam sejarah. Dengan periodisasi sejarawan dapat lebih fokus pada
penelitian sejarah. Hasil penelitiannya juga akan lebih sempurna. Kesempurnaan
ini juga akan lebih lengkap jika hasil penelitian sejarah di susun secara
kronologis dimana urutan waktu terjadi peristiwa sejarah tersebut dapat dilihat
dengan baik.
a. Kronologi dalam
sejarah
Dalam mempelajari dan menyusun peristiwa sejarah akan
selalu terkait dengan waktu. Waktu adalah sesuatu yang selalu bergerak dari
masa lalu masa kini dan masa yang akan datang. Peristiwa-peristiwa tersebut
harus brgerak sehingga melahirkan peristiwa baru yang saling terkait dan tidak
pernah berhenti. Upaya yang dilakukan para sejarawan untuk menyusun peristiwa
sejarah secara teratur menrut urutan waktunya disebut kronologi sejarah.
Hal yang membedakan antara kronologi dan periodisasi
hanyalah dalam batasan waktunya. Periodisasi mengatur pembagian atau pembabakan
peristiwa masa lampau dengan batasan waktu yang terbatas.
Dalam kenyataan sejarah yang sebenarnya, tidak di
kenal adanya kronologi ataupun periodisasi sejarah. Karena pada hakikatnya
peristiwa saling berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya dan
tidak akan terputus dalam satu periodisasi. Tujuan periodisasi dan kronologi
dalam penulisan sejarah bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari sejarah.
Istilah kronologi di artikan dan dipahami sebagai
urutan peristiwa yang disusun berdasarkan terjadinya. Kronologi berasal dari
bahasa yunani yaitu chronos berarti waktu dan logos berarti
ilmu atau pengetahuan. Secara harfiah berarti ilmu tentang waktu.
Dalam sejarah kronologi adalah ilmu untuk menentukan
waktu terjadinya suatu peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat
berdasarkan urutan waktu. Tujuan kronologi adalah menghindari anakronisme atau
kerancuan waktu sejarah.
Dengan memahami konsep kronologi kita juga dapat
melihat kaiatan-kaitan peristiwa yang terjadi di masa lalu dan direkonstruksi
kembali secara tepat berdasarkan urutan waktu terjadinya. Berkat bantuan konsep
kronologi kita juga dapat melihat kaitan peristiwa sejarah yang terjadi di
belahan bumi yang lain. Kronologi merupakan ilmu dasar yang sangat penting
dalam ilmu sejarah karena konsep ini menggambarkan proses sejarah. Misalnya
bulan, hari tahun terjadinya suatu peristiwa penting. Catatan tahun terjadinya
suatu peristiwa sejarah biasa di sebut kronik.
Cara terbaik dalam menunjukan suatu peristiwa secara
kronologi adalah dengan menggunakan garis waktu. Garis waktu tersebut menjajarkan
peristiwa yang terjadi di masa lalu urut berdasarkan waktu terjadinya. Mengenai
tentang waktu yang di pakai tergantung ruang lingkup peristiwa yang akan di
paparkan. Ada beberapa ukuran waktu atau sistem penanggalan misalnya masehi
isalam dan cina tradisional.
Sebagai bangsa yang besar bangsa indonesia mempunyai
perjalanan sejarah yang panjang. Kronologi sejarah indonesia di mulai pada
zaman prasejarah yang terdiri dari zaman batu dan logam. Zaman batu terdiri
dari palaeolithikum atau zaman batu tua, mesolithikum atau zaman batu tengah,
neolithikum atau zaman batu muda dan megalithikum atau zaman batu besar. Terus
zaman hindu-budha zaman islam zaman kolonial belanda, zaman pendudukan jepang,
zaman kemerdekaan, zaman orde lama zaman orde baru dan zaman reformasi.
b. Periodisasi dalam sejarah
Merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa
sejarah dalam tahapan atau pembabakan waktu. Dalam membuat periodisasi para
sejarawan membuat kesimpulan umum mengenai sebuah peiode.contoh para sejarawan
membagi sejarah dalam dua periode:
– Zaman prasejarah yakni zaman ketika manusia belum
mengenal tulisan. Babakan ini di mulai sejak adanya manusia hingga ditemukannya
peninggalan-peninggalan tertulis.
– Zaman sejarah yakni zaman ketika manusia sudah
mengenal tulisan. Babakan ini di mulai sejak manusia sudah mengenal tulisan
hingga sekarang.
Periodisasi sangat penting dalam penulisan sejarah
karena merupakan batang tubuh cerita sejarah.
Peridisasi dalam penulisan sejarah tergantung pada
jenis penulisan yang dilakukan. Periodisasi dapat dilakukan berdasarkan
perkembangan poltik, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan agama. Berdasarkan
perkembangan politik periodisasi dapat dilakukan berdasarkan raja-raja yang
memerintah di suatu daerah seperti kesultanan yogyakarta dan banten.
Berdasarkan perkembangan sosial ekonomi periodisasi dapat dilakukan dengan
pembagian sejarah berdasarkan sistem mata pencaharian masyarakat. Misalnya masa
berburu dan mengumpulkan makanan yang diikuti dengan masa bercocok tanam
dan hidup menetap. Berdasarkan kebudayaan, periodisasi dilakukan dengan
mengelompokkan masyarakat dengan kebudayaan terendah sampai masyarakat dengan
kebudayaan tertinggi.
Tujuan pembatasan
waktu dalam penulisan sejarah adalah:
Agar mudah diingat, menyederhanakan cerita, memenuhi
persyaratan sistematika, ilmu pengetahuan, dan mengklasifikasi isi sejarah.
Selain generalisasi periodik ada banyak periodisasi
yang lain diantaranya generalisasi personal dan generalisasi kausal. Generalisasi
personal mengikuti cara berpikir pars pro toto yang menyamakan
sebagian dengan keseluruhan. Misalnya kemerdekaan indonesia soekarno-hatta atau
orde baru dengan soeharto. Dalam peristiwa tersebut peran orang lain
ditiadakan.
Generalisasi kausal adalah generalisasi tentang sabab
musabab, kesinambungan, perkembangan, pengulangan, dan perubahan sejarah.
Kesimpulan umum tentang sebab- sebab tersebut mencakup masalah geografis
masalah kependudukan moral, ekonomi dan politik.
Periodisasi
Sejarah Indonesia
Pengertian periodisasi diartikan sebagai pembabakan
waktu yang dipergunakan untuk berbagai peristiwa. Kompleksnya peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap masa memerlukan suatu
pengklasifikasian berdasarkan bentuk serta jenis peristiwa tersebut.
Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara kronologis
berdasarkan urutan waktu kejadiannya.
Rentang
waktu atau masa sejak manusia ada hingga sekarang merupakan rentang yang sangat
panjang, sehingga para ahli sejarah sering mengalami kesulitan untuk memahami
dan membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia. Untuk
mempermudah pembabakan kehidupan manusia, para ahli menyusun periodisasi
sejarah.
Periodisasi digunakan untuk mempermudah pemahaman dan
pembahasan sejarah kehidupan manusia. Periodisasi yang dibuat oleh banyak
peneliti berakibat adanya perbedaan-perbedaan pandangan sehingga periodisasi
sejarah bersifat subjektif yang dipengaruhi subjek permasalahan serta pribadi
penelitinya.
Dalam sejarah Indonesia, periodisasi dibagi dua,
yaitu zaman praaksara dan zaman sejarah.
a. Zaman
praaksara, yaitu zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Sejarah dapat
dipelajari berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak, fitur,
ekofak, dan situs.
Artefak adalah
semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan sebagian atau seluruhnya
sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia.
Fitur adalah
artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya.
Ekofak adalah
benda dari unsur lingkungan abiotik atau biotik.
Situs adalah
bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala.
b. Zaman
sejarah, yaitu zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan. Zaman sejarah
dibagi tiga sebagai berikut.
1) Zaman
Kuno, yang membicarakan sejak kerajaan tertua sampai abad ke-14. Pada zaman
ini, berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha.
2) Zaman
Indonesia Baru, mulai abad ke-15 yang membicarakan masa berkembangnya budaya
Islam sampai abad ke-18.
3) Zaman
Indonesia Modern, sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan
kemerdekaan Indonesia merdeka sampai sekarang atau masa kontemporer.
Ada beberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan
periode-periode sejarah, salah satunya adalah unsur geografi, sebab adanya
perubahan tapal batas, perubahan aliran sungai, gedung kuno direhab, bahkan
adanya perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan jejak-jejak sejarah. Konsep
teoritik tentang periodisasi sejarah Indonesia pernah dibahas dalam
Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957, yang menghasilkan hal-hal sebagai
berikut.
a.
Konsep periodisasi dari Prof. Dr. Soekanto
Menurut
pendapat Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya berdasarkan ketatanegaraan artinya
bersifat politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang berdasarkan
kenyataan-kenyataan sedapat mungkin harus eksak serta praktis. Menurutnya,
periodisasi sejarah Indonesia diusulkan secara kronologis sebagai berikut.
1) Masa
pangkal sejarah (sM – 0)
2) Masa
Kutai-Tarumanegara (0 – 600)
3) Masa
Sriwijaya-Medang-Singosari (600 – 1300)
4) Masa
Majapahit (1300 – 1500)
5) Masa
Kerajaan Islam (1500 – 1600)
6) Masa
Aceh, Mataram, Makassar (1600 – 1700)
7) Masa
pemerintah asing (1700 – 1945)
a) Zaman Kompeni (1800 – 1808)
b) Zaman Daendels (1808 – 1811)
c) Zaman British Government (1811 – 1816)
d) Zaman Nederlands – India (1816 – 1942)
e) Zaman Nippon (1942 – 1945)
8) Masa
Republik Indonesia (1945 – sekarang)
b.
Periodisasi menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo
Menurut
pemikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi babakan masa
(periodisasi) adalah derajat integrasi yang tercapai di Indonesia pada masa
lampau. Menurut pemikirannya, faktor ekonomi sangat memengaruhi perkembangan
sosial, politik, dan kultur di Indonesia. Faktor ekonomi memengaruhi kontak
Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan pengaruh kebudayaan luar, baik
budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, serta budaya barat baik
dari Eropa atau negara-negara lainnya. Maka ada kemungkinan untuk membedakan
dua periode besar, yaitu pengaruh Hindu dan pengaruh Islam. Sebutan dari
periode itu memakai nama kerajaan sebab sifat masyarakat pada waktu itu masih
homogen dan berpusat pada raja (istana sentris).
Adapun
periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono adalah sebagai berikut :
1)
Prasejarah
2) Zaman
Kuno
a) Masa kerajaan-kerajaan tertua
b) Masa Sriwijaya (dari abad VII – XIII atau XIV).
c) Masa Majapahit (dari abad XIV – XV).
3) Zaman
Baru
a) Masa Aceh, Mataram,
Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).
b) Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
c) Masa pergerakan nasional (abad XX).
4) Masa
Republik Indonesia (sejak tahun 1945).
Dari pemaparan tersebut terlihat bahwa munculnya
banyak pandangan tentang babakan masa periodisasi, seperti yang diajukan Prof.
Dr. Soekanto dan Prof. Dr. Sartono, disusun dengan:
a.
memakai dasar perkembangan peradaban (civilization),
b.
babakan masa didasarkan atas segi kebudayaan (culture), dan
c.
babakan masa atas dasar agama yang masuk ke Indonesia.
Kesimpulannya adalah dasar kerangka teori pembabakan
waktu atau periodisasi dalam sejarah menunjukkan hasil pemikiran yang
berbeda-beda. Namun, hal yang terpenting dalam penyusunan periodisasi adalah
adanya prinsip kontinuitas.
CONTOH-CONTOH
PERIODISASI SEJARAH INDONESIA
1. –400 : zaman prasejarah Indonesia
2.400-1500 : zaman pengaruh Hindu-Budha dan pertumbuhan Islam
3. 1500-1670 : Zaman kerajaan Islam dan mulai masuknya pengaruh Barat serta
perluasan pengaruh VOC.
4. 1670-1800 : Masa penjajahan oleh VOC
5. 1800-1811 : Masa pemerintahan Herman W. Daendels
6. 1811-1816 : Masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles (Inggris).
7. 1816-1830 :Masa pemerintahan Komisaris Jenderal dan perlawanan terhadap
Pemerintahan Kolonial Belanda.
8. 1830-1870 : Sistem tanam paksa oleh Gubernur Van den Bosch.
9. 1870-1942 : Sistem ekonomi Liberal Kolonial dan Politik Etis.
10.1908 : Masa Pergerakan Nasional
11.1942-1945 : Masa pendudukan Jepang.
12.1945-1949 : Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan.
13.1949-1950 : Masa pemerintahan RIS.
14.1950-1959 : Penerapan sistem Liberal Parlementer
15.1959-1966 : Masa demokrasi terpimpin
16.1966-1998 : Masa Orde Baru
17.1998-Kini : Era Refarmasi
Daftar
pustaka: dari berbagai sumber
Posting Komentar