Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, latar belakang bangsa Eropa datang ke wilayah nusantara adalah:
1. Jatuhnya Konstantinopel di kawasan Laut Tengah ke kekuasaan Turki Usmani (1453 M)
2. Ekonomi dan perdagangan Eropa merosot
3. Adanya berbagai penemuan di bidang teknologi khususnya pelayaran sehingga muncul penjelajahan samudera untuk mencari sumber daya di dunia baru
4. Semangat melanjutkan Perang Salib
Jauh sebelum merdeka, Indonesia pernah berada di masa kolonialisme dan imperialisme. Kolonialisme merupakan suatu paham mengenai penguasaan wilayah atau negara oleh bangsa lain dengan maksud untuk memperluas wilayah kekuasaan bangsa tersebut. Sementara itu, imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapat kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar.
Di dunia, kolonialisme dan imperialisme berkembang sejak abad ke-15 oleh bangsa Eropa ke berbagai wilayah, termasuk Indonesia. Faktor utamanya adalah Perang Salib dan jatuhnya Konstatinopel oleh Turki Utsmani (Ottoman) di tahun 1453. Jalur perdagangan Asia-Eropa yang melewati laut tengah kemudian ditutup. Hal tersebut memaksa bangsa Eropa untuk mencari jalur perdagangan baru berbekal kemajuan teknologi pelayaran.
Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang mendorong bangsa Eropa untuk melakukan kolonialisme dan imperialisme. Jatuhnya Konstatinopel oleh Ottoman membangkitkan semangat penaklukan terhadap pemeluk agama Islam. Tidak hanya itu, mereka memiliki keingintahuan untuk mempelajari alam semesta, kondisi geografis, dan kehidupan bangsa-bangsa lain.
Rempah-rempah juga menjadi alasan lain bagi bangsa ini untuk melakukan penjelajahan mengingat harganya yang tinggi di pasar Eropa. Mereka ingin memperoleh keuntungan dan kekayaan sebanyak mungkin. Mereka juga memiliki ambisi 3G, yaitu Gold, Glory, dan Gospel.
Gold berarti mencari keuntungan dengan mengumpulkan bahan dan barang berharga; Glory berarti menyebarkan kekuasaan seluas-luasnya; sementara Gospel berarti penyebaran agama yang dianut bangsa Barat saat itu, yaitu Katolik.
Bangsa Barat yang mendatangi Indonesia rupanya tidak hanya Belanda. Di tahun 1511, Portugis mendarat di Malaka. Spanyol juga mendatangi Indonesia di tahun 1521 dan mendarat di Maluku. Barulah Belanda mengikuti di tahun 1595 dan mendarat di Banten.
Kolonialisme dan imperialisme di Indonesia bermula dari bangsa Portugis. Ekspedisi yang mereka lakukan pertama kali dipimpin oleh Vasco da Gama.
Bersama krunya, Vasco da Gama berhasil berlayar hingga mendarat di Kalkuta, India. Sayangnya, ia berpendapat bahwa India bukanlah negara penghasil rempah-rempah yang mereka cari.
Mengikuti jejak da Gama, Alfonso de Albuquerque melaksanakan ekspedisi lanjutan. Ia dan krunya berhasil mencapai Malaka.
Bangsa Spanyol juga mengikuti Portugis dalam pencarian rempah-rempah. Ekspedisi yang dilakukan oleh Christopher Columbus sayangnya belum menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Hal tersebut kemudian mendorong Magelhaens untuk melakukan pelayaran yang sama. Kapal Magelhaens tiba di Kepulauan Maluku yang kaya dengan rempah-rempah.
Sementara itu, ekspedisi Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Ketika tiba di Banten, ia dan krunya disambut baik oleh Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Tapi, Belanda berniat untuk memonopoli pasar di sana, hingga akhirnya mereka diusir. Belanda kembali lagi di tahun 1598 dengan tujuan berdagang, tapi mereka menyebar dari Banten hingga ke Maluku.
Kerjakan tugas dengan cara klik gambar di bawah ini.
Posting Komentar