0

 

Struktur Teks Prosedur

Struktur teks prosedur cenderung sederhana dan mudah dipahami. Strukturnya terdiri dari: 1)Judul, 2) tujuan, 3) alat dan bahan (untuk jenis prosedur cara membuat), 4) langkah-langkah (tahapan), 5) penutup.

Berikut adalah penjelasannya, menurut Priyatni (2014, hlm. 87) yang mengungkapkan bahwa struktur teks prosedur terbagi menjadi empat bagian, yakni:

  1. Judul
    Judul dapat diambil berdasarkan pertimbangan dari nama benda/sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan dan cara melakukan/menggunakan sesuatu.
  2. Tujuan
    Merupakan pengantar yang menjelaskan tujuan dari prosedur. Bentuknya dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan. Tidak jarang tujuan berbentuk beberapa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan penulisan.
  3. Bahan atau alat (biasanya, untuk jenis prosedur membuat)
    Biasanya berupa daftar atau rincian, namun bisa juga dibuat menjadi paragraf. Bagian ini tentunya hanya digunakan untuk beberapa jenis prosedur seperti cara melakukan sesuatu dengan alat yang spesifik, atau untuk membuat sesuatu yang membutuhkan bahan.
  4. Tahapan (Langkah-Langkah)
    Tahapan biasanya dipisahkan dengan penomoran yang berupa lis tahapan. Tahapan dapat ditunjukkan menggunakan kata urutan seperti: pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Bisa juga menggunakan kata yang menunjukkan urutan waktu : sekarang, kemudian, setelah dan seterusnya. Tahapan juga dapat dimulai dengan kata yang menunjukkan perintah : tambahkan aduk tiriskan, panaskan dan lain-lain.

Sementara itu, menurut Kosasih (2014, hlm.68) struktur teks prosedur kompleks meliputi:

  1. Tujuan
    Berisi pengantar yang berkaitan dengan target atau alasan petunjuk yang akan dikemukakan pada bagian langkah-langkah (tahapan).
  2. Langkah-langkah
    Merupakan bagian pembahasan yang diisi dengan petunjuk-petunjuk pengerjaan sesuatu yang disusun secara sistematis.
  3. Penutup
    Biasanya, cukup diisi dengan kalimat-kalimat yang seperlunya, tidak harus berupa kesimpulan.

Menarik bukan?  terdapat perbedaan namun keduanya masih mengacu pada struktur yang sama. Mengapa? Karena para ahli tidak hanya mempelajari suatu ilmu, mereka juga akan berusaha untuk membuat interpretasi yang berbeda dari sumber belajarnya dengan tujuan untuk mengembangkannya.

Kaidah Kebahasaan

Ciri kaidah kebahasaan di teks prosedur kompleks ini sangat menonjol karena biasanya terdapat banyak konjungsi, terdapat kalimat perintah, verba imperatif, verba material dan tingkah laku, dan partisipan manusia secara umum. Berikut penjelasannya:

  1. Konjungsi: menyatakan waktu (kegiatan), seperti kemudian, setelah itu, lalu, dan selanjutnya.
  2. Kata kerja imperatif (perintah): kata yang menyatakan perintah, keharusan, atau larangan.
  3. Verba material dan tingkah laku: kata kerja material mengacu pada tindakan fisik, sedangkan verba tingkah laku merupakan tindakan yang dilakukan dengan ungkapan.
  4. Partisipan manusia: memeriksa apakah teks prosedur kompleks yang disunting terdapat partisipan manusia dan partisipan manusianya bukan secara khusus.

Kebahasaan Teks Prosedur

Menurut Priyatni (2014: 89) secara umum, ciri kebahasaan teks prosedur adalah sebagai berikut:

  1. Menggunakan penomoran yang menunjukkan urutan atau tahapan,
  2. Menggunakan kata dan kalimat yang menunjukkan perintah,
  3. Menggunakan kata-kata dan kalimat yang menjelaskan kondisi.

Selain kalimat perintah dan beberapa poin di atas, teks ini juga cenderung menggunakan kata keterangan cara, keterangan alat, dan keterangan tujuan. Penjabaran lengkapnya berdasarkan buku yang diterbitkan oleh (Kemdikbud, 2017, hlm.108) adalah sebagai berikut.

Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung makna memerintah atau meminta pembaca untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Perintah:

  1. Intonasi pada bagian tengah kalimat naik atau meninggi.
  2. Diakhiri dengan tanda baca seru (!).
  3. Kalimat perintah menggunakan pola inversi (predikat mendahului subjek).
  4. Cenderung menggunakan partikel “lah” atau “kan”.

Keterangan Cara

Adverbial yang menambah keterangan cara pada kegiatan atau langkah yang akan terjadi, misalnya:

  1. Bungkuslah adonan dengan rapat.
  2. Minum cairan setelah diaduk dengan rata.
  3. Dengan selalu mencuci tangan secara rutin, kita akan terhindar dari virus covid-19.

Keterangan Alat

Adverbial yang satu ini menjelaskan alat yang akan digunakan pada sebuah kegiatan dalam prosedur, contohnya :

  1. Para Penebang kayu itu menebang pohon dengan gergaji mesin.
  2. Gambar motif batik pada kain menggunakan canting.
  3. Penjahit itu membuat baju dengan alat jahit tradisional.

Keterangan tujuan

Adverbial ini menambahkan informasi tujuan pada kalimat, misalnya: untuk, supaya, dan, agar.

Keterangan derajat / kuantitas

Kata ini menambahkan keterangan kuantitas pada sebuah kalimat yang disertainya, contoh:

  1. Setelah dicelup, angkat kain secepatnya.
  2. Langkahkan kaki dua langkah ke kanan dan hitungan keempat tepuk tangan satu kali.
  3. Setidaknya tanaman dipupuk sebulan sekali.

Keterangan syarat

Kata keterangan ini menambahkan keterangan syarat terjadinya suatu peristiwa (jika). Misalnya: Jika malam yang digunakan pada canting terlalu panas akan merusak kain.

Keterangan akibat

Kata keterangan ini menambah keterangan akibat yang ditimbulkan dari sebuah peristiwa/kegiatan (hingga, akibatnya, sehingga, sampai, menjadi). Contohnya: Goreng adonan hingga kecokelatan.

Kalimat Saran/Larangan

Prosedur dibuat dengan tujuan agar suatu cara dapat dilakukan dengan efektif dan aman. Sehingga saran dan larangan untuk mencegah suatu tindakan yang berbahaya akan banyak digunakan. Contoh:

  1. Untuk mencapai hasil terbaik, gunakan bambu yang sudah dikeringkan minimal selama 1 tahun.
  2. Ingat, jangan lakukan gerakan dengan terlalu cepat atau otot leher Anda berisiko untuk cedera!

Menggunakan Kata Penghubung, Pelesapan, Kata Acuan

Langkah dalam panduan dapat dihubungkan dengan ungkapan seperti kemudian, sekarang, berikutnya, setelah ini. Terkadang, penulis terlalu sering menggunakan suatu kata tertentu dan menyebabkan kalimat tidak efektif.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pelesapan, atau penghilangan bagian tertentu yang sama dan sudah disebutkan sebelumnya. Contohnya:

  1. Masak tepung ketan dan cairan santan selama 30 menit.
  2. Aduk terus tepung dan santan yang dimasak hingga mengental dan berwarna kecokelatan.

Penggunaan Akhiran –i dan akhiran –kan

Akhiran i dipakai jika objek dalam kalimat tidak bergerak. Akhiran –kan dipakai jika objek bergerak. Contoh:

  1. Lumuri loyang dengan mentega.
  2. Lumurkan mentega pada loyang.

Ciri Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks

Kosasih (2014, hlm.71) menjelaskan beberapa kaidah penggunaan bahasa yang berlaku pada teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut.

  1. Karena merupakan suatu petunjuk, teks prosedur kompleks akan banyak menggunakan kaliamat perintah.
  2. Penggunaan kalimat perintah memiliki konsekuensi yang mengakibatkan teks banyak pula menggunakan kata kerja imperatif, yaitu kata yang menyatakan perintah, keharusan, atau larangan. Contohnya: buatlah, ciptakanlah, aturlah, harus, jangan, perlu, tak perlu.
  3. Dalam prosedur kompleks banyak terdapat konjungsi temporal, yaitu konjungsi penghubung yang menyatakan urutan waktu kejadian, seperti: dan, lalu, kemudian, setelah itu, selanjutnya. Kata-kata tersebut hadir sebagai konsekuensi dari langkah-langkah penggunaan sesuatu yang bersifat berurutan/tahapan atau kronologis.
  4. Banyak menggunakan kata-kata petunjuk waktu, seperti beberapa waktu kemudian, setengah jam kemudian, satu jam kemudian.
  5. Banyak menggunakan keterangan cara, misalnya: dengan hati-hati, dengan cepat, secara perlahan-lahan.
  6. Menggunakan kata yang menerangkan urutan kegiatan, seperti: pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.
  7. Dalam jenis prosedur yang membuat sesuatu, banyak dikemukakan gambaran rinci tentang benda-benda yang dipakai, termasuk: jumlah, bentuk, dan ukuran yang akan dipakai.
Tugas klik gambar dibawah ini

Posting Komentar

 
Top